Musibah yang lebih parah dari meletusnya gunung kelud terjadi sebelum gunung meletus..
cucu_im03t : mbah,jadi..kalu gunung kelud punya hajatan hendak meletus,maka harus dikasih sesajen gtu ?
mbah: ini budaya le..jangan protes!!
cucu_im03t : mbah,tapi kalau sudah meletus,terus memakan korban,,,mungkin sesajennya kurang ya ?
mbah : ini budaya le..jangan protes!!jangan banyak tanya!!jangan mikir!!kuwalat!!
cucu_im03t : mbah,,kesyirikan zaman sekarang lebih parah dari zaman
dulu yo mbah,,,kalau zaman dulu kesyirikan terjadi ketika dalam
kelapangan,dan musyrikin zaman dahulu tidak berbuat syirik dikala
sempit..sedangkan kesyirikan zaman sekarang terjadi di kala lapang dan
sempit..
mbah : "hush!!woo dasar anake Wahab,,,"
#facepalm #budaya #prayforWARGAkelud
cuplikan berita,sengaja dicopas disini,,soale situs banyak gambar "aneh" ( dilarang penasaran )
TEMPO.CO, Kediri - Tingginya aktivitas vulkanik Gunung Kelud mulai
menimbulkan kepanikan warga. Beberapa petani memajang sesajen berupa
hasil bumi di depan pintu masuk pos pemantauan Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan berharap mendapatkan keselamatan
jika nanti gunung meletus.
Sesaat setelah petugas PVMBG
mengumumkan peningkatan kegempaan Gunung Kelud, Kamis sore, 13 Februari
2014, sekitar 10 petani laki-laki dan perempuan serentak membawa hasil
bumi dari ladang. Mereka menggantung durian, mangga, sirsak, pepaya,
alpukat, dan nanas di palang pintu yang dipasang sebagai penghalang
akses menuju puncak, tepat di depan pintu gerbang pos pemantauan di Desa
Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
"Saat ini
kan di atas (Gunung Kelud) sedang punya gawe, kami ingin membantu," kata
Tari, 45 tahun, salah seorang petani, Kamis, 13 Februari 2014.
Warga menganggap naiknya aktivitas vulkanik Gunung Kelud ini tak
ubahnya seperti orang yang sedang punya hajat. Sesuai tradisi masyarakat
desa, warga sekitar akan memberikan sumbangsih berupa tenaga dan bahan
makanan.
Seperti halnya Kelud yang dianggap memiliki hajatan
hendak meletus, para petani yang sehari-hari bercocok tanam di lereng
gunung bermaksud membantu dengan menyerahkan sesajen berupa hasil bumi.
Buah-buahan tersebut merupakan hasil pertanian yang ditanam di lereng
Gunung Kelud.
Pemasangan sesajen ini, menurut Tari, juga
dimaksudkan untuk mencari keselamatan agar letusan nanti tak merusak
tanaman mereka. Sebab, saat ini para petani tengah menghadapi masa panen
nanas dan alpukat. "Bahkan bulan lima besok kami panen raya kopi," kata
Agus, petani lainnya.
Mereka berharap letusan nanti tidak
seperti tahun 1990 silam, di mana empasan awan panas dan pasir
meluluhlantakkan tanaman pertanian mereka. Apalagi ada prediksi letusan
Kelud kali ini akan menyamai letusan tahun 1990.
Meski
informasi soal ancaman letusan itu terus disampaikan petugas PVMBG
melalui kepala desa dan perangkat RT, mereka masih menunggu kabar dari
Mbah Ronggo, kuncen Kelud.
Kepala pos pemantauan Gunung Kelud
Khoirul Huda mengaku tak mempersoalkan ritual warga tersebut. Meski
buah-buahan itu dipasang di dekat gerbang masuk kantornya, hal itu tak
sampai mengganggu aktivitas petugas. "Silakan saja, tidak masalah,"
katanya.
Masihkah kita percaya akan budaya daripada syariat islam??? bertanyalah dalam hati apakah semua bencana ini hanya ujian ataukah azab karena manusia telah banyak melakukan kesyirikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar